New

Google Website Translator Gadget

Sabtu, 03 Desember 2011

Remember Kisah Sedih Ku

Kisah nya :

Saat itu papa saya sedang kerja belum pulang, mama saya kuliah, adik saya yang ke-2 sekolah, adik saya yang ke-3 sedang bermain bersama teman nya. Di rumah hanya ada saya dan nenek saja. Waktu itu nenek sedang mandi. Tiba-tiba hujan deras menguyur kota surabaya tepatnya daerah sekitar rumah saya. Sewaktu saya ke kamar ternyata dinding kamar saya terdapat air mengalir (air hujan) bahasa jawa nya ngerembes hehe, di situ ada kabel panjang yang biyasanya di taruh di bawah untuk setrika. Niat saya waktu itu, akan saya singkirkan supaya air dari dinding tadi tidak mengenai kabel. Tapi ups... saya lupa tangan saya waktu itu sedang basah, saya juga tidak memakai sandal, di kamar sudah hampir banjir karena lamanya hujan, dan dengan sengaja dan sadar kabel itu saya pegang, tapi ternyata kabel nya ada yang konslet sehingga sewaktu saya pegang tangan kiri langsung mengalir arus listrik ke tangan saya, dengan refleks saya lepas, memakai tangan kanan, tapi justru tangan kanan saya yang tidak bisa lepas, saya langsung terjatuh karena terpeleset oleh air yang masih mengalir dari dinding karena hujan belum juga selesai. Langsung saya berusaha melepas   namun tak bisa, akhirnya saya teriak memanggil nenek saya "mbah.... mbahh... toloong... mbaaah... tolongg..." berkali-kali tapi tak ada jawaban, bodohnya saya, saya lupa tirai kamar saya biyasanya tidak di tutup, saat sebelum kejadian saya tutup, dan juga nenek masih berada di kamar mandi apalagi nenek sudah lanjut usia pendengarnya sudah kurang bagus jadi kemungkinan besar nenek tidak mendengar teriakan saya, saya putus kan untuk menyebut nama Tuhan saya "ALLAH" sambil teriak "tolloooong.........." meminta pertolongan kepada tetangga-tetangga mungkin ada yang mendengar teriakan saya itu walaupun saya tidak terlalu yakin, karena kamar saya letak nya di belakang sendiri jadi kemungkinan kecil untuk bisa mendengar teriakan saya. Sebelum kejadian saya sempat melihat jam dinding di kamar saya sekitar pukul 13.00'an. Kembali lagi ke cerita tak lama kemudian nenek saya masuk ke kamar saya dengar ekspresi muka yang tak tau apa yang sedang terjadi, lalu saya teriak lagi "mbaaah toolloonggg...." dengan jalan perlahan-lahan layaknya orang yang sudah tua, nenek saya binggung harus bersikap bagaimana untuk menolong saya, bodohnya saya , saya menyuruh nenek untuk mengambilkan gunting agar mengunting kabel yang mengenai saya, biyasanya gunting itu berada di atas meja atau almari es, namun Syukur alhamdulillah dengan kuasa ALLAH gunting itu tidak ada, jika ada saya tidak tau apa yang akan tejadi, karena jika aliran listrik yang saya pegang mengenai nenek saya aliran listrik nya akan berpindah dan lebih besar ke arah nenek dari pada saya. Dengan sigap nenek bergegas keluar rumah walaupun  jalanya perlahan namun pasti beliau berusaha membantu dan menyelamatkan saya dari kejadian itu, nenek dengan pakaian cuman memakai baju mandi segera teriak ke tetangga-tetangga "kebakaraaan...kebakaran..." tak lama kemudian orang-orang bermunculan di sekiar saya, mereka mencoba menolong saya dengan menyingkirkan kabel dan tangan saya melalui alat bantu tempat jemuran bahasa jawa nya gastok hehe. Namun gagal karena sudah lama saya pegang jadi sulit untuk di lepaskan, sebagian orang yang melihat saya masih terbaring memegang kabel itu berteriak "belum lepaaas..........." dengan sigap salah satu bapak tetangga saya mematikan saklar atau bisa di sebut juga saluran listrik utama rumah saya dan lagi mereka sebagian teriak "beluuum....". Namun masih tetap tidak bisa lepas, karena aliran listrik rumah saya ada dua, akhirnya mereka mencba mencari tahu aliran listrik yang ke-2, tak lama kemudian mereka tau, dan mematikan aliran listrik itu, barulah saya mencoba berdiri dan melepas sendiri tangan saya yang masih mengenggam kabel tadi. Alhamdulillah bisa di lepas, tapi sayang sebagian jari-jari tangan kanan saya  hangus karena terlalu lamanya. Dan jari manis saya sedikit berbengkok ke dalam seperti menggenggam sesuatu. Akhirnya dengan baju basah semua dan tanpa jilbab saya di bawah tetangga - tetangga saya untuk keluar kamar menuju ke depan atau ruang tamu. Alhamdulillah saya masih bisa di selamatkan dan saya sadar sesadar-sadarnya kejadian mulai dari awal sampai akhir, saya tidak pingsan sama sekali waktu itu bahkan hingga sekarang.
Segera saya dan nenek saya di beri minum air putih oleh tetangga, sambil saya meminum air itu saya melihat jam dan tangan saya terbakar itu. "Allah..." hanya itu yang bisa saya ucapkan seraya bersyukur masih bisa selamat. Setelah itu papa saya di hubungi oleh tetangga saya, saya di bawah ke rumah sakit. Saya tak bisa meteskan air mata setetes pun. Waktu itu masih hujan deras, akhirnya saya di naikkan becak bersama tetangga depan saya dengan tangan yang di bungkus bahasa jawa nya kresek, dalam becak tersebut, saya hanya bisa membaca sholawat sambil melihat tangan saya, baunya dan bentuk nya, sungguh tak seindah seperti semula hehe. Baunya seperti sate gosong, bentuk nya seperti mengenggam sesuatu dan warnanya hitam seperi sesuatu yang gosong. Sesampai di rumah sakit saya berbaring lemah dengan terus membaca sholawat. Sampai-sampai suster-suster yang berada di tempat UGD bilang "adek ini masih sempatnya bersholawat padahal sudah seperti itu dan tidak menangis", saya yang mendengar ucapan mereka hanya diam dan melanjutkan sholawat namun lebih lirih karena saya tidak mau di bilang "pamer" oleh orang-orang sekitar saya. Tak lama kemudian papa saya datang, di situlah tumpah seluruh tetesan air mata saya, dan kemudian mama saya, subkhanaALLAH... saya menagis di depan mereka, dan baru kali ini saya menagis di hadapan mereka. Saya menangis karena saya takut tangan saya akan di amputasi "tangan ku... di amputasi la'an..." , namun orang tua saya dengan penuh senyum mepesona seraya memberi semangat saya berkata "enggak kok...".  Dan seorang dokter bersama suster-susternya menyakinkan saya bahwa ini tidak akan di amputasi. namun hati ku masih tidak tenang. Munculah dokter muda cakep seraya berkata "gak di amputasi kok dekgh... sabar ya.." sambil tersenyum manis padaku, saya yang masih remaja tak bisa memendam rasa kagum saya pada dokter ini, cakep sich hehe. Lalu tangan ku di bungkus sebagaimana mestinya. Semua keadaan ku di cek, dan Alhamdulillah tak ada gangguan apa pun pada ku, biyasanya kata dokter kalo kestrum listrik mengalir kepada jantung tapi Alhamdulillah itu tidak terjadi pada ku. Setelah itu saya mulai di rawat.
Hmm... rutinitas di rumah sakit membuat ku jenuh. Makan minum , tidur, suntik begitu terus. Akhirnya saya minta di bawakan HP oleh papa saya, alhamdulillah di bolehin hehe. walaupun sebenarnya tak boleh di ruang UGD bawa HP hehe saya bealasan ke suster-suster yang menjaga UGD bahwa saya mau menghubungi teman-teman saya hehe.
Emm... Saya kalau sholat di kasur dengan tayamum, kalo mandi di mandikan sama susternya hoho.
Banyak sekali teman, keluraga besar, tetangga, guru-guru saya, datang menjenguk saya, bahagia rasanya hati ini hehe. Sayangnya mereka hanya bisa melihat ku di luar tepatnya di jendea UGD, mereka tidak di izinkan masuk kecuali keluarga ku saja. Di suatu hari dimana banyak teman saya berkunjung untuk menjenguk saya, seorang suster bertanya seraya mengoda ku "Yang mana cowok nya? hehe", saya sambil tersenyum menjawab "Nggak punya cowok saya sus,saya masih singel hehe", lalu suster itu hanya tersenyum.
Beberapa hari kemudian saya di perbolehkan pulang, tapi di rawat jalan.
Sampai sekarang masih rawat jalan. Mohon doanya semoga saya bisa lekas sembuh ya ^.^
Maaf jika bahasa cerita kisah saya kurang menarik dan mempesona hohoo.
Ini saat tangan saya di bungkus setelah kejadian...

Saat saya sholat di rumah sakit...

Tidak ada komentar: